Senin, 24 Oktober 2011

puisiku


kau mendengar dari mulut orang lain tuk hina diriku
kau pun sesungguhnya tak berhak tuk menghakimiku
penyesalan bagimu terlihat di ujung jariku
kini kau nikmati hancurnya hatimu

ketika ku tengok awan dilangit
daun bambu gugur berjatuhan
rasa cinta yang hanya tinggal sedikit
membendung air mata tak tertahan

dari seberang ku lihat dirimu
dari perasaan baik ku ingin hatimu
pikirku hatiku duniaku hanya untuk dirimu
namun kau jauh hingga ku jatuh tanpa kasihmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar