"aku pulang!!" seraya melepas sepatuku.
“selamat datang!!!kenapa jam segini baru datang?!!”sahut seorang anak laki-laki berbalut baju pasien dengan wajah manisnya menyambutku dari dalam dan melemparkan senyuman manis tanpa beban.
“kenapa ada dirumah? Akukan sudah bilang tunggu disana sebentar, aku hanya mengambil beberapa pakaian saja!”ucapku mengusap pipinya yang begitu halus dan wajahnya yang pucat itupun menerima usapan tanganku.
“kakak meninggalkanku sich~~”gerutunya memajukan bibir merahnya.
Kang Yujin, seorang anak laki-laki yatim piatu yang ditinggalkan orangtuanya di panti asuhan milik kedua orangtuaku, ketika itu aku menemukannya dalam keadaan tak berdaya, seorang anak laki-laki yang mengidap penyakit kronis dengan tingkat kematian tinggi.
Aku Han Sung Je, telah berjanji untuk selalu menjaganya dan mencari cara penyambuhan penyakit yang disebabkan oleh virus ini. Selain itu, sejak aku menemukannya tiga tahun yang lalu, hanya 9 orang yang ditemukan mengidap penyakit ini sampai sekakarang.
“kakak~~buka mulutnya aaa~~”serunya meletakkan ujung sendok di bibir bawahku.
Sejenak aku hanya diam menatapnya.
“ayo buka mulutnya! Aku ingin menyuapi kakak~~”
“kenapa? Aku bisa makan sendiri”ucapku tersenyum jahil.
“heemh!! Ayolah~mungkin hanya kali ini saja aku bisa melakukannya, besok aku harus kembali kerumah sakitkan~~”ucapnya membalasku dengan senyuman kecut di bibirnya.
“hahaha…baiklah~”jawabku yang kemudian melahap sesendok nasi darinya.
Entah mengapa aku tidak dapat mengalihkan pandanganku darinya.
“oh ya~ kakak tau tidak?!! Dr. Choi melepas infusku tadi siang! Dia jahat sekali~~tanganku sampai sakit ~”gerutunya dengan sisa nasi di pipi kirinya.
“benarkah? Kalau begitu kau harus bersabar menungguku untuk melepaskan infusmu”
“kakak sendiri, tak bisa tegas pada pasien kakak yang sudah tante2 girang itu!”
“apa…”
“kakakkan tahu, kalau tante2 girang itu datang kerumah sakit untuk bermanja-manja padamu~ tapi kakak malah diam dan membiarkan mereka, dasar jahat~~”
“oh~ jadi adikku yang manis ini cemburu karena tidak dapat bermanja manja padaku seperti tante2 itu?hahaha…”ucapku usil seraya mengusap kepalanya.
“kenapa aku harus cemburu?!!akukan jelas lebih manis dari mereka! Pokoknya kakak harus membelikanku chocholate cokies untukku!”sahutnya melahap makanannya yang kemudian mengalihkan pandangannya keluar jendela dengan wajah memerah.
Setelah divonis memiliki penyakit kronis dua tahun yang lalu, dia harus melakukan pemeriksaan rutin di rumah sakit, bahkan terkadang dia harus rawat inap karna daya tahan tubuhnya cenderung menurun secara drastis. Sejak saat itu, akupun memutuskan untuk meninggalkan universitas sastra dan melanjutkan ke universitas kedokteran di Perancis. Setelah kembali pulang, aku memindahkan yujin kerumah sakit tempatku bekerja sekarang ini.Park Choi Wang, adalah dokter senior di universitas maupun rumah sakit. Dia juga salah satu dokter yang akan menangani masalah penyakit yujin.
“auw!! Dokter pelan2…”rintih yujin menggenggam pergelangan tangan kirinya.
“ini sudah sangat pelan~!kemarin, bagaimana kau bisa kabur dari rumah sakit?!bagaimana kau bisa sampai di rumahmu?!bagaimana kau bisa melepas infusmu sendiri?!”Tanya Dr. Choi panjang lebar.
“akukan anak pintar, makanya aku bisa lakukan semua itu!”jawab yujin dengan sengit.
“apa?!! Dasar~ makanya sekarang tanganmu membengkak karna kau melepas infusmu sembarangan!!kalau kau lakukan itu lagi…aku akan benar2 mengadukanmu pada sung je!!”
“ada apa denganku?”ucapku tiba2 mengejutkan mereka.
“kakak!!?”serunya kaget.
“ah…kau sudah datang…kau harus dengar ini, kemarin dia…”
“AHH!!!kemarin tanpa sengaja aku melempar celana dalam Dr. Choi keluar jendela!! Habis bau sich~~lalu dia mengancamku kalau akuberanimembeberkan pada dokter lainnya!!”seru yujin mengangkat tangan kanannya.
“apa~~bagaimana bisa~~”bisik Dr.Choi dengan tatapan sengit.
Aku merasa ada yang aneh, sepertinya ada yang mereka sembunyikan
“kyaa~~benar kok~~”
“benar apanya?!”
“baiklah yujin, ini chocholate cokies yang kamu minta, setelah memakannya, jangan lupa cuci mulut dan tanganmu!!”ucapku meletakkan cokies itu diatas meja yang ada di samping tempat tidurnya.
“terima kasih kakak!!oh ya, kenapa jam segini kakak sudah ada disini? Jangan2 kakak sudah tak sabar untuk bertemu denganku ya~~?”
“hahaha…bibi jung memintaku datang secepatnya untuk memeriksa kandungannya pagi ini, jadi aku langsung datang setelah membeli chocholate cokies itu”
“heh!!?sejak kapan kau jadi dokter kandungan?”sahut Dr.Choi.
‘buh~’umpat yujin .
“kenapa tertawa?ada yang lucu?”
“nggak~~”
“jangan bohong! Ayo cepat …”
“cepat apaan?!”
Melihat keakraban Dr.Choi dengan yujin membuatku merasa tenang untuk meninggalkannya di rumah sakit.
***
‘tok tok tok’
“bisa kita bicara?!”ucap Dr.Choi dengan kepala di mulut pintu ruang kerjaku.
“tentu!”jawabku sembari membersihkan berkas2 di meja.
“datanglah keruanganku makan siang nanti~”
“kenapa tidak sekarang saja!”
“kau punya waktu luang?!”
“tentu saja!”
“ah…baiklah, ayo!”ajaknya.
Dia adalah dokter senior yang paling ramah di rumah sakit ini.
‘cekrek’
“apa yang ingin kakak sampaikan ?!”tanyaku sembari menutup pintu ruang kerjanya.
Sejenak Dr.Choi terdiam, kemudian dia menyerahkan sebuah amplop besar padaku.
“apa ini?”tanyaku heran, lalu akupun menarik tali yang mengikat amplop itu, yang terdapat beberapa dokumen dengan cap Negara.
“pemerintah mengeluarkan surat permintaan yang berisi , kalau kita harus secepatnya mengoprasi anak yang mengidap penyakit kronis secara bersamaan!”
“oprasi secara bersamaan?”tanyaku yang tidak paham dengan ucapannya.
“ya!oprasi secara bersamaan untuk anak2 itu!”
Sejenak aku terdiam, sekarang aku pahan dengan ‘oprasi bersamaan’ aku tidak dapat berkata kata, rasanya mulutku terkunci rapat, air matapun tak dapat kubendung, melihat reaksiku Dr.Choipun menghela nafas panjang.
***
“aku sudah menyuntikkan obat tidur, kalau tidak dia pasti teriak2 sekarang ini…”sahut Dr.Choi menghampiriku di depan kamar yujin.
Tanpa memperdulikan ucapan Dr.Choi , aku terus saja menatap yujin dari luar jendela kamarnya, kaca yang menghalangi kami untuk bertemu tidak akan pernah menghalangiku untuk terus memperhatikannya.
“aku tahu bagaimana perasaanmu sekarang ini. Namun hanya itu yang dapat kita lakukan untuk menurunkan tingkat kematiannya…”
“bulan depan…dia genap berusia 18 tahun, apa dia bisa bertahan sampai hari itu…apa dia masih sempat meniup lilinnya…apakah…aku masih bisa melihat senyumannya…”
“jangan berkata menyedihkan begitu~~kuyakin kita pasti bisa melakukannya…”
“anak laki-laki yang dibuang orang tuanya, dibiarkan sendirian di panti asuhan dan sekarang dia harus mengalami hal sekejam ini…apa Tuhan begitu jahat padanya…”
“hentikan!!jangan berpikir negative seperti itu!!”
“aku tidak mau kehilangan dia dokter…aku tidak mau kehilangan dia…tolonglah dia…tolonglah dia…huuhuu…”rintihku pelan tanpa bisa menghentikan air mataku.
“…!kau tidak perlu cemas, aku akan menyelamatkan mereka sekuat tenagaku!!”
Sejak saat itu, aku tidak dapat mengatakan apapun pada yujin soal oprasri itu.
“kakak!!!”seru anak manis itu keras2
“eh…iya~”
“kakak ini kenapa? Kenapa diam saja?!”
“eh…ah…aku hanya sedang bingung, apa yang harus aku berikan di hari ulang tahunmu bulan depan?!!”ucapku mencari cari alasan.
“hah~kenapa harus bingung?”
“hahaha…yujin sendiri, apa yang ingin yujin miliki?”
“kakak!”jawabnya tegas.
“he…?”
“aku ingin di hari ulang tahunku yang ke-18, kakaklah yang menjadi kado spesial untukku! Kakak harus terus bersamaku di hari ulang tahunku! Oh ya…kenapa Dr.Choi tidak menginfusku lagi???”
“eh…i…itu…itu karna…” aku benar2 bingung, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan padanya.
“kalau kulakukan itu, kau pasti akan melepasnya sembarangan yang kemudian akan menyebabkan pembengkakkan!!jadi tidak usah di infus!”sahut Dr.Choi yang tiba2 masuk.
“kenapa tidak mengetuk pintu?!!”
“yujinny~~kau ini normalkan??”
“apa!!?”
Kalau kau merasa kesepian, aku bisa memperkenalkanmu pada tante2 girang yang menjadi salah satu pasien sung je pagi ini~~”
“enak saja~~aku tidak mau dengan tante2 itu!!”
“kalau begitu bagaimana dengan nenek cabul?!”
“jangan bercanda!!!”
“hahaha…aku serius!!sung je pasti kau juga setuju dengan pendapatku kan~~”
“huaaa…Dr.Choi keluar!!!orang yang jahat padaku tidak boleh datang kemari!!”
***
“bagaimana? Tinggal 3 hari lagi, kau harus segera memberi tahunya tentang oprasi itu”ucap Dr.Choi ketika kami minum secangkir kopi bersama di ruang kerjanya.
“aku belum siap untuk melakukannya…aku merasa takut untuk membicarakan itu dengannya”jawabku menundukkan kepala.
“kalau tidak segera mengatakannya, dia akan semakin sakit hati jika tiba2 dia harus dioprasi!hanya tinggal yujinny yang belum mengkonfirmasi keikutsertaannya…”
‘grekk’
Aku terkejut bukan kepalang, jantungku berdetak sangat kencang, kepalaku rasanya berat melihat wajah pucat yujin di depan pintu.
“yu…yujin…?”aku tidak dapat berkata kata
“o…oprasi?apa maksudnya mengkonfirmasi …?ada apa denganku?apa yang terjadi denganku?!!!”teriaknya dengan air mata di pipinya.
“masuklah dulu yujinny…”sahut Dr.Choi menarik lengannya.
“lepaskan aku!!!jangan…sentuh aku…hiks…hiks…huaaaa…”teriaknya dengan sangat keras.
Setelah satu jam lebih duduk diam di ruangan Dr.Choi, suasana menjadi sunyi senyap.aku bahkan tidak berani menatap mata yujin , begitu pula dengannya. Anak itu hanya diam menatap tempatku duduk.Dr.Choipun hanya dian memandang ke arah kami.
“kenapa…kenapa tidak memberitahuku…”tanya yujin dengan suara pelan memecahkan kesunyian.”kenapa tidak menjawab!!!?kenapa diam saja!!!??lihat aku!!kakak jawab aku!!”teriaknya keras.
“maaf…”ucapku pelan, aku tidak dapat menahan air mataku.
Setetes demi setetes air matanya jatuh membentuk lingkaran2 kecil di atas lantai.
“kenapa…kenapa hanya aku yang merasa skit…dadaku sesak! Hiks…hiks…”rintih yujin seraya menepuk nepuk dadanya keras.
“hentikan…jangan sakiti dirimu lagi!!”sahutku pelan meraih pergelangan tangannya.
“lalu…kakak sudah menyakitiku…”
“maaf…maaf…aku…aku tidak dapat memperlihatkan wajah yang munafik ini padamu, aku bahkan tidak berani menatap matamu, karna aku tidak punya keberanian untuk itu, aku terlalu malu!”
“tolong jangan lakukan itu…rasanya kakak sudah tidak membutuhkan aku lagi…kakak membuangku…”
“itu tidak benar!!”
“lalu…aku takut…aku tidak mau melakukannya, aku tidak mau, aku tidak apa apa, asal aku selalu bersama kakak…”
“kau ini bicara apa, aku selalu bersamamu…”
‘bohong…nyatanya kakak ingin mengirimku ke ruang oprasi sendirian…”
“bukan…bukan untuk mengirimmu sendirian…”
“aku tidak mau…tidak mau, aku takut…”
“yujin!!!aku…aku berjanji padamu, aku sadar kau menganggapku lebih dari seorang kakak, aku…aku berjanji akan menemanimu seumur hidup, menhabiskan sisa waktuku bersamamu, kau percaya itu…ayo berjuang! Kau dan juga aku harus berjuang untuk hidun bersama…kau dengar aku…”
“su…sung je…kau…”
“Dr.Choi yang menjadi saksi janjiku…”
“hiks…hiks…sungguh~”
“percayalah padaku yujin” ucapku memeluknya erat.
Setelah itu, aku menggendongnya dan menidurkannya di kamar inapnya. Wajahnya ketika tidur terlihat sangat manis.aku membuka perban di lengan kirinya, pembengkakkanpun sudah melebar hingga ke jemari tanggannya.kenapa anak yang malang ini harus mengalami hal sekejam ini.
Dua hari kemudian, hari yang menentukan telah tiba.di depan ruang oprasi ia terlihat tegang, wajahnya yang begitu manis kini terlihat lebih berkerut.aku menggenggam kedua tangannya, iapun membalasnya dengan pelukan erat sambil berbisik ketakutan.
“baiklah!!mari kita berjuang bersama sama!!masuk satu persatu dengan melepaskan baju kalian!!dimulai dari Goo Min Seok,” seru salah satu dokter yang akan menangani oprasi ini.
Wajah yujin sangat pucat, tangannya terus saja gemetar.
“yujin…”
“ng…?”
Akhirnya, tangan yang mulanya gemetar kini telah berhenti, bibir yang dulu hanya dapat kulihat kini dapat kurasakan kehangatannya. Aku berpikir, bahwa bibir merah itu kini seutuhnya telah menjadi milikku.
“aku pasti berjuang kakak,aku pasti berani melakukannya…”ucapnya pelan dengan kepala tertunduk.
“iya…saat kau bangun, kau akan melihat kue ulang tahunmu yang paling cantik yang pernah kau lihat, aku janji!”ucapku menariknya ke dalam pelukanku.
“Kang Yujin !!Kang Yujin, giliranmu masuk!!”seru dokter itu lagi memanggilnya.
Dengan perasaan ragu,tegang, iapun berjalan meninggalkan tempatku duduk.akupun berdiri dan berkata dengan senyuman lebar dibibirku.
“di dalam ada Dr.Choi, kau pasti baik baik saja. Dua hari kemudian aku akan menjemputmu untuk merayakan ulang tahun mu, aku selalu menunggumu disini…”
Ia pun membalas ucapanku dengan senyuman manis melekik di bibirnya.
Satu hari terlewati dengan penuh kecemasan, lampu ruang oprasi saja yang selalu menyala ketika tengah malam, para keluarga pasien yang lain menunggu di depan ruang oprasi harap harap cemas selama dua hari kemudian.
“baiklah, bawa mereke ke ruang ICU”perintah seorang dokter kepada para suster yang membawa anak anak itu keluar dari ruang oprasi.
“Lee Sung Min, Han Jung Wa, dan Kang Yujin masih dalam keadaan koma, mohon untuk para keluarga pasien teruslah berdoan pada Tuhan.”
Jantungku serasa berhenti mendengarnya, ‘koma’…entah mengapa rasa takut mulai menghampiri, tubuhku gemetar…”Tuhan…tolonglah anak itu…”aku terus mengucapkan kata2 itu bahkan dalam tidurku.
***
“cepatlah bergegas!!”seru seorang dokter pada suster yang membawa dua pasien keluar dari ruang oprasi, apa salah satu dari mereka yujin...?kemudian seorang dokter itu menghampiriku.
“dokter Han…”menepuk pundakku.
“ya…aku ingin menunggunya di ruang ICU…”
“tetaplah berdoa…kami akan berusaha lebih keras lagi…”
Kaca yang begitu lebar, dilapisi dengan benda trasparan. Aku tidak dapat melihatnya, lampu yang begitu terang menyilaukan mata menghalangiku untuk melihatnya, kenapa tembok ini begitu tebal, dan kenapa dia begitu jauh dari pandanganku…
“kakak…kakak bangun!”
Aku mendengar suara yang begitu kukenal.
“kakak bangun!”teriak suara itu.
“yu…yujin”
“kakak ini bagaimana…malah tidur saat aku bangun…huh~!”
“kau…ini benar kau…”
“mana…”
“eh…apa?”
“kue ulang tahunku!? Kakak bilang mau memberiku kue yang paling cantik…”
“eh…?”
Kali ini kubuka mataku lebar lebar, kepalaku bersandar di dinding, aku hanya melihat tempat duduk kosong di samping ku. Itu tadi hanya mimpi…mimpi itu membangunkanku. Kulihat ruang oprasi sunyi senyap, tidak terdengar suara roda tempat tidur. Akhirnya aku putuskan untuk mengambil kue ulang tahun yujin di bagasi mobil, ketika dia bangun dan datang lagi padaku, kue ini sudah ada untuknya.
Aku berjalan dengan sangat pelan tanpa mengeluarkan suara decakan sepatuku di koridor ruang oprasi. Ketika kulihat semakin dekat, pintu ruang oprasi sudah terbuka dan keluarlah sesosok laki laki tinggi dengan mengenakan baju kerjanya, ternyata itu Dr.Choi…akhirnya…
“kakak!!!”teriakku, aku mencoba untuk berlari menghampirinya, namun tubuhku terlalu lelah untuk melakukannya.
Berjarak beberapa centi di depannya, aku berhenti dan terus bertanya padanya “dimana yujin?apa dia baik-baik saja…apa dia sudah diruang ICU…”aku terus mengulanginya namun dia hanya diam saja. Kemudian tak lam ia berlutut padaku.
“kakak…ada apa…”
Mulutku tertutup rapat, jemariku sudah tak dapat menggenggam tali kotak kue yujin, ketika kulihat seorang tubuh anak laki laki terbaring kaku di atas tempat tidur yang di dorong oleh beberapa suster keluar dari ruang oprasi itu.
Wajah itu, tubuh kecil mungil itu kini terbaring kaku diatas tempat tidurnya tanpa berbalut busana hanya selimut yang bisa menghangatkannya, pembengkakkan akibat jarum infus kini sudah terlihat jelas sampai di siki kirinya, lalu rambut yang awalnya hitam pekat kini tidak nampak lagi. Aku melihatnya untuk kedua kalinya dengan tidak berdaya setelah tiga tahun berlalu.
“hahaha…ha…happy bi…birthday to you…happy…birthday…yu jin…happy birthday…”rintihku dengan suara kecil “waaaaaaaaaaaa….hah…hah…kenapa…kenapa aku sebodoh ini…aku…telah membunuhnya,…TUHAN kenapa kau begitu bodoh , kenapa begitu kejam…”
Aku terus berteriak skeras kerasnya, tidak pedulu apapun aku terus berteriak dan menagis, namun air matapu sudah tidak dapat lagi keluar.
***
Dua hari kemudian setelah pemakaman, aku datang ke rumah sakit untuk mengambil barang2 yujin yang tertinggal.
“sung je…?”sapa Dr.Choi dari luar pintu.
“terima kasih…kakak!”ucapku melempar senyuman padanya.
“maaf…aku tidak dapat melaukakannya dengan baik…”
“sudahlah…jangan meminta maaf, karna akulah orang yang telah membuatnya masuk ke ruang oprasi…kakak…bolehkah aku meminta tolong…”
“tentu…apa saja…”
“hah~~…tolong kosongkan kamar ini…”
“apa?”
“aku kan membakar semua sisa yang ia tinggalkan…”
“kau baik baik saja…”
“hahaha…kalau aku baik baik saja aku tidak akan melakukan ini…”
“kalau itu yang menjadi keputusanmu, akan kulakukan.”
“tapi…berikan semua baju yang pernah dikenakannya selam dirawat disini…”
“akan kulakukan.”
“terima kasih…”
Setelah mendapatkan semua yang kuinginkan, aku mengumpulkannsemuanya dan membakarnya di tei pantai di musim yang sangat dingin ini, dia meninggal wantun musim dingin tiba. Meninggalkan hati yang bersalah dan cintanya padaku…
“GOODBYE kang yujinku…”
“kakak…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar